A. ANALISIS PERUSAHAAN
Pada sejarahnya Coca-Cola pertama kali
diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan diproduksi secara lokal sejak
tahun 1932. Setelah sempat berhenti beroperasi pada tahun 1942, Coca-Cola mulai
diproduksi kembali oleh Indonesia Bottler Limited (IBL), perusahaan nasional
yang didirikan oleh TH Ticoalu, Tatang Nana, dan Harry Handoyo. Pabrik tersebut
memproduksi 1,000-1,500 cases Coca-Cola setiap harinya, dan mempekerjakan 25
orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian.
Coca-Cola
Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor minuman non-alkohol
siap minum terkemuka yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992. CCAI
memproduksi dan mendistribusikan produk di bawah lisensi The Coca-Cola Company.Kantor
pusat Coca-Cola Amatil(CCA) terletak di Sydney, Australia, dan telah terdaftar
di Bursa Efek Australia. Induk perusahaan CCAI ini, adalah salah satu dari 20
perusahaan unggulan di Australia.
CCA adalah salah satu perusahaan pembotolan
terbesar minuman non-alkohol siap minum di wilayah Asia-Pasifik dan salah satu
dari perusahaan pembotolan Coca-Cola terbesar di dunia. CCA mempekerjakan
hampir 16,000 orang dan memiliki akses ke lebih dari 270 juta konsumen melalui
lebih dari 690,000 pelanggan aktif.
Saat ini CCAI memiliki 8 pabrik di seluruh
Indonesia, yaitu Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan,
dan Lampung dan beroperasi dengan lebih dari 200 pusat penjualan dan distribusi
di seluruh Indonesia. Untuk sumber bahan dasar minuman, jasa dan barang yang
tidak terkait dengan produk, CCAI memiliki lebih dari 2.800 pemasok.
Penjualan produk coca cola sekitar 1,5 juta gerai
minuman di seluruh Indonesia, dan telah
mendukung perekonomianmelalui 600.000 pelanggan dan 2.800 pemasok. Lebih dari
310.000 kulkas pendinginmilik kami ditempatkan di pasar. Semua pendingin
dilengkapi dengan EMS, yaitu perangkat untuk mengurangi konsumsi listrik hingga
35%.
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan (Strength) yang
dimiliki oleh Coca-Cola Company meliputi Brand Image dan Brand
Loyality yang sudah melekat kuat di masyarakat dan terbukti hingga saat ini
masih menjadi pemimpin di pasar atau market leader. Formula rahasia
produknya juga tidak mudah ditiru oleh para pesaing yang menjadikan produk ini
tetap memiliki keunikan tersendiri. Selain itu sistem distribusinya yang telah
merambah hampir keseluruh dunia tidak akan mudah untuk dikejar oleh kompetitor.
Produk-produk baru yang terus menerus diluncurkan serta promosi yang gencar
semakin memperkokoh posisi The Coca Cola
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan untuk setiap bisnis harus
baik diminimalkan dan dipantau agar dapat secara efektif mencapai produktivitas
dan efisiensi dalam kegiatan usaha mereka. Isu kesehatan mungkin salah satu
permasalahan utama yang dihadapi oleh produk Coca-Cola. Masalah kandungan
kalori berlebih yang diantisipasi dengan cara meluncurkan produk sugar free
ternyata juga masih mendapat hambatan dari adanya isu kesehatan mengenai
pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti. Selain itu produk ini juga
belum mulai beralih ke produk ramah lingkungan, sementara mulai banyak minuman
ringan yang memakai isu keseahatan dan lingkungan dalam kampanye produk
mereka.
3. Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang
terjadi pada pasar minuman ringan non soda dan 8,5% pada air mineral
kemasan merupakan peluang yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh
Coca-Cola. Hal ini sudah dilakukan dengan produknya yaitu Air mineral Ades dan
produk minuman Isotonik. Selain itu menurut data masih banyak pasar di wilayah
Asia Tengah dan Afrika yang tingkat konsumsi minuman ringan bersodanya masih
rendah. Ini merupakan Blue Ocean bagi pemasaran Coca Cola dimasa depan.
4. Ancaman
(Threat)
Kompetitor baik tingkat domestik maupun level International seperti Pepsi merupakan ancaman yang patut
diwaspadai. Selain itu perubahan paradigma konsumen yang lebih health
conscious serta meningkatnya harga gula, packaging dan material
lainnya merupakan ancaman yang perlu ditanggulangi sedini mungkin.
BRANDING
BRAND
ARCHITECTURE
Arsitektur merek adalah struktur merek dalam suatu perusahaan
untuk mendefinisikanbagaimana merek perusahaan dan sub-merek berhubungan dan
saling mendukung. Brand Arsitektur menjadi elemen penting dalam konsep
branding, karena banyak berperan dalam pengambilan keputusan brand strategi ketika
induk perusahaan melakukan perluasan lini produk ataupun merek, karena
dalam melakukan perluasan lini semua brand memiliki batas.
Brand
arsitektur dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Product
Brand
Setiap produk brand memiliki brand name
dan positioning yang berbeda.
Contohnya : Unilever (Parent Brand) -
Sunsilk, Clear, Close Up, dll. (Sub Brand)
Keuntungan : Jika salah satu produknya
jelek maka tidak akan berpengaruh pada brand utama.
Kerugian : setiap produk mempunyai
marketing sendiri sehingga cost marketingnya besar.
b. Range
Brand
Satu brand name yang digunakan oleh
banyak produk dengan kategori berbeda dan saling terkait.
Contohnya : Harley Davidson produk
utamanya motor tetapi ada juga kacamata, topi, helm Harley Davidson.
Keuntungan : fokus pada suatu brand name,
pengelolaan lebih mudah.
Kerugian : jika sebuah produk gagal maka
semua brandnya bisa rusak juga.
c. Line
Brand
Suatu brandyang digunakan oleh beberapa
produk dalam satu lini , yang merupakan produk pendukung dari produk utama.
Contohnya : Biore (perawatan kulit) –
Biore Body Wash, Biore Make Up Remover, Facial Foam, Pore Pack.
d. Umbrella
Brand
Product Brand menggunakan parent
brandnya dengan kode untuk membedakan produk satu dengan yang lainnya.
Contohnya : Produk LG007, LG320, Nokia
3310, Nokia 3315.
e. Share
Brand
Penggabungan antara parent brand dengan
product brand.
Contohnya : Samsung(Samsung Galaxy,
Samsung Note, Samsung Edge)
f. Endorse
Brand
Parent Brand selalu disertakan dalam
seluruh visual produk untuk memperkuat product brand.
Contohnya : Ultrajaya.
BRAND IDENTITY
Brand atau Merk bukan hanya sekedar logo atau nama
perusahaan, melainkan image atau persepsi seseorang tentang produk atau
perusahaan. Di dalam sebuah brand ada juga logo, logo dan brand memiliki fungsi
sebagai identitas yang berpengaruh terhadap sebuah perusahaan. Brand
membutuhkan logo untuk merepresentasi dalam membangun citra sebuah perusahaan. Proses
mendefinisikan nilai, bertindak berdasarkan nilai, serta mengkomunikasikan nilai-nilai
kepada pelanggan disebut sebagai proses brand building, proses untuk
menunjukkan identitas merek (Brand Identity).
Adapun
4 hal yang mencakup brand identity :
a. Positioning
Memposisiskan barang atau jasa yang
ditawarkan ke konsumen sehingga target market dan audiens jelas.
b. Slogan
Kata-kata dalam
sebuah komunikasi untuk menggambarkan
sebuah produk. Variable-nya meliputi nama brand, descriptor, positioning
tagline.
c. Logo
Sebuah bentuk visual yang menggambarkan
sebuah produk. Variablenya adalah logo dan visual graphic
d. Experiential
Sebuah pengalaman
menggunakan sebuah produk dan jasa tersebut.
Apabila keempat
hal ini ada dalam sebuah brand maka brand identity dapat terbangun dan
masyarakat bisa mengasosiasikannya tentang produk kita .
BRAND POSITIONING
Positioning merupakan
strategi untuk membangun kredibilitas di mata pelanggan. Positioning adalah
tentang mendefinisikan identitas dan kepribadian brand ke dalam benak pelanggan
sehingga mendapat kepercayaan pelanggan. Brand Positioning adalah
mengartikulasikan/memperlihatkan sebuah tujuan yg bisa dicapai oleh
konsumen dengan menggunakan brand tersebut dan menjelaskan kenapa brand
tersebut superior untuk digunakan sehingga konsumen mau memakai brand tersebut
untuk mencapai keinginannya/tujuannya.
Strategi untuk
menciptakan positioning suatu produk.
a.
Penonjolan
karakterisasi produk
Memilih satu di
antara unsur - unsur produk yang dapat ditonjolkan. Misalnya teh botol tidak
diposisikan sebagai minuman teh yang panas, namun diposisikan sebagai minuman
ringan yang sama dengan cola. Sehingga teh botol bukanlah teh yang harus
diminum pada saat minum teh di sore hari, tetapi minuman tepat untuk
perjalanan, untuk minuman penutup setelah makan.
b.
Penonjolan
harga
Pemilihan harga sebagai hal yang akan
ditonjolkan. Tentu saja pengiklan maupun biro iklan harus berhati-hati dengan
strategi penonjolan harga ini karena bagi konsumen, harga sering diasosiasikan
dengan mutu.
c.
Penonjolan
kegunaan
Suatu produk dikaitkan dengan kegunaan
khusus.
d.
Posisioning
menurut pemakainya
Produk disesuaikan dengan siapa yang
akan memakainya.
e.
Posisioning
menurut kelas produk
Beberapa produk yang "terjepit"
perlu melakukan keputusan positioning yang kritis dengan mengaitkannya pada
kelas produk yang bersangkutan.
f.
Posisioning
dengan menggunakan simbol-simbol budaya
Simbol yang dijadikan identifikasi ini
memiliki arti penting bagi konsumen.
g.
Posisioning
langsung terhadap pesaing
BRAND
ESSENCE
Brand
essence mengkomunikasikan manfaat unik yang disediakan oleh produk sebuah
merek. Brand essence merupakan soul of brand, memuat nilai-nilai yang ingin
disampaikan oleh sebuah brand dengan tujuan untuk memperkuat positioning yang
dibangun.
Contoh : Air
Asia menjadi pilihan utama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah ketika
ingin berpergian menggunakan pesawat. Brand positioningAirAsia adalah
sebagai low-cost carrier, dimana AirAsia
menawarkan tiket pesawat dengan harga yang murah dan sering melakukan
promo-promo harga. Sedangkan brand essence yang ditanamkan oleh AirAsia adalah
simplicity, dimana konsumen Air Asia dimudahkan dalam pemesanan tiket , proses
check-in, dll.
Sebuah
perusahaan yang hebat tidak hanya dapat menempatkan produknya (positioning) di
benak konsumen saja, tetapi ia juga mampu menambahkan bukti yang lebih kuat
lagi yaitu dengan brand essence.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama :
Email :
Komentar :