Rabu, 20 Maret 2019

Analisis Branding Coca - Cola


A. ANALISIS PERUSAHAAN 

Pada sejarahnya Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Setelah sempat berhenti beroperasi pada tahun 1942, Coca-Cola mulai diproduksi kembali oleh Indonesia Bottler Limited (IBL), perusahaan nasional yang didirikan oleh TH Ticoalu, Tatang Nana, dan Harry Handoyo. Pabrik tersebut memproduksi 1,000-1,500 cases Coca-Cola setiap harinya, dan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian.

         Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor minuman non-alkohol siap minum terkemuka yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992. CCAI memproduksi dan mendistribusikan produk di bawah lisensi The Coca-Cola Company.Kantor pusat Coca-Cola Amatil(CCA) terletak di Sydney, Australia, dan telah terdaftar di Bursa Efek Australia. Induk perusahaan CCAI ini, adalah salah satu dari 20 perusahaan unggulan di Australia.

CCA adalah salah satu perusahaan pembotolan terbesar minuman non-alkohol siap minum di wilayah Asia-Pasifik dan salah satu dari perusahaan pembotolan Coca-Cola terbesar di dunia. CCA mempekerjakan hampir 16,000 orang dan memiliki akses ke lebih dari 270 juta konsumen melalui lebih dari 690,000 pelanggan aktif.

Saat ini CCAI memiliki 8 pabrik di seluruh Indonesia, yaitu Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, dan Lampung dan beroperasi dengan lebih dari 200 pusat penjualan dan distribusi di seluruh Indonesia. Untuk sumber bahan dasar minuman, jasa dan barang yang tidak terkait dengan produk, CCAI memiliki lebih dari 2.800 pemasok.

       Penjualan produk coca cola sekitar 1,5 juta gerai minuman di seluruh Indonesia, dan  telah mendukung perekonomianmelalui 600.000 pelanggan dan 2.800 pemasok. Lebih dari 310.000 kulkas pendinginmilik kami ditempatkan di pasar. Semua pendingin dilengkapi dengan EMS, yaitu perangkat untuk mengurangi konsumsi listrik hingga 35%.

       B. ANALISIS SWOT


          1. Kekuatan (Strength)

           Kekuatan (Strength) yang dimiliki oleh Coca-Cola Company meliputi Brand Image dan Brand  Loyality yang sudah melekat kuat di masyarakat dan terbukti hingga saat ini masih menjadi pemimpin di pasar atau market leader. Formula rahasia produknya juga tidak mudah ditiru oleh para pesaing yang menjadikan produk ini tetap memiliki keunikan tersendiri. Selain itu sistem distribusinya yang telah merambah hampir keseluruh dunia tidak akan mudah untuk dikejar oleh kompetitor. Produk-produk baru yang terus menerus diluncurkan serta promosi yang gencar semakin memperkokoh posisi The Coca Cola



2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan untuk setiap bisnis harus baik diminimalkan dan dipantau agar dapat secara efektif mencapai produktivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha mereka. Isu kesehatan mungkin salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh  produk Coca-Cola. Masalah kandungan kalori berlebih yang diantisipasi dengan cara meluncurkan produk sugar free ternyata juga masih mendapat hambatan dari adanya isu kesehatan mengenai pemanis buatan yang digunakan sebagai pengganti. Selain itu produk ini juga belum mulai beralih ke produk ramah lingkungan, sementara mulai banyak minuman ringan yang memakai isu keseahatan dan lingkungan dalam kampanye produk mereka. 

           3. Peluang (Opportunity)
Pertumbuhan sebesar 7,5% yang terjadi pada pasar minuman ringan non  soda dan 8,5% pada air mineral kemasan merupakan peluang yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh Coca-Cola. Hal ini sudah dilakukan dengan produknya yaitu Air mineral Ades dan produk minuman Isotonik. Selain itu menurut data masih banyak pasar di wilayah Asia Tengah dan Afrika yang tingkat konsumsi minuman ringan bersodanya masih rendah. Ini merupakan Blue Ocean bagi pemasaran Coca Cola dimasa depan.

           4. Ancaman (Threat)                  
Kompetitor baik tingkat domestik maupun level International seperti Pepsi merupakan ancaman yang patut diwaspadai. Selain itu perubahan paradigma  konsumen yang lebih health conscious serta meningkatnya harga gula, packaging dan  material lainnya merupakan ancaman yang perlu ditanggulangi sedini mungkin.



BRANDING

          BRAND ARCHITECTURE
Arsitektur merek adalah struktur merek dalam suatu perusahaan untuk mendefinisikanbagaimana merek perusahaan dan sub-merek berhubungan dan saling mendukung. Brand Arsitektur menjadi elemen penting dalam konsep branding, karena banyak berperan dalam pengambilan keputusan brand strategi ketika induk perusahaan melakukan perluasan lini produk ataupun merek, karena dalam melakukan perluasan lini semua brand memiliki batas.

Brand arsitektur dibagi menjadi 6, yaitu :
a.      Product Brand
Setiap produk brand memiliki brand name dan positioning yang berbeda.
Contohnya : Unilever (Parent Brand) - Sunsilk, Clear, Close Up, dll. (Sub Brand)
Keuntungan : Jika salah satu produknya jelek maka tidak akan berpengaruh pada brand utama.
Kerugian : setiap produk mempunyai marketing sendiri sehingga cost marketingnya besar.

b.      Range Brand
Satu brand name yang digunakan oleh banyak produk dengan kategori berbeda dan saling terkait.
Contohnya : Harley Davidson produk utamanya motor tetapi ada juga kacamata, topi, helm Harley Davidson.
Keuntungan : fokus pada suatu brand name, pengelolaan lebih mudah.
Kerugian : jika sebuah produk gagal maka semua brandnya bisa rusak juga.

c.       Line Brand
Suatu brandyang digunakan oleh beberapa produk dalam satu lini , yang merupakan produk pendukung dari produk utama.
Contohnya : Biore (perawatan kulit) – Biore Body Wash, Biore Make Up Remover, Facial Foam, Pore Pack.

d.      Umbrella Brand
Product Brand menggunakan parent brandnya dengan kode untuk membedakan produk satu dengan yang lainnya.
Contohnya : Produk LG007, LG320, Nokia 3310, Nokia 3315.

e.       Share Brand
Penggabungan antara parent brand dengan product brand.
Contohnya : Samsung(Samsung Galaxy, Samsung Note, Samsung Edge)

f.       Endorse Brand
Parent Brand selalu disertakan dalam seluruh visual produk untuk memperkuat product brand. 
Contohnya : Ultrajaya.

        BRAND IDENTITY
Brand atau Merk bukan hanya sekedar logo atau nama perusahaan, melainkan image atau persepsi seseorang tentang produk atau perusahaan. Di dalam sebuah brand ada juga logo, logo dan brand memiliki fungsi sebagai identitas yang berpengaruh terhadap sebuah perusahaan. Brand membutuhkan logo untuk merepresentasi dalam membangun citra sebuah perusahaan. Proses mendefinisikan nilai, bertindak berdasarkan nilai, serta mengkomunikasikan nilai-nilai kepada pelanggan disebut sebagai proses brand building, proses untuk menunjukkan identitas merek (Brand Identity).

Adapun 4 hal yang mencakup brand identity :
a.      Positioning
Memposisiskan barang atau jasa yang ditawarkan ke konsumen sehingga target market dan audiens jelas.
b.      Slogan
Kata-kata dalam sebuah komunikasi untuk  menggambarkan sebuah produk. Variable-nya meliputi nama brand, descriptor, positioning tagline.
c.       Logo
Sebuah bentuk visual yang menggambarkan sebuah produk. Variablenya adalah logo dan visual graphic
d.      Experiential
Sebuah pengalaman menggunakan sebuah produk dan jasa tersebut.
Apabila keempat hal ini ada dalam sebuah brand maka brand identity dapat terbangun dan masyarakat bisa mengasosiasikannya tentang produk kita .


      BRAND POSITIONING
Positioning merupakan strategi untuk membangun kredibilitas di mata pelanggan. Positioning adalah tentang mendefinisikan identitas dan kepribadian brand ke dalam benak pelanggan sehingga mendapat kepercayaan pelanggan. Brand Positioning  adalah mengartikulasikan/memperlihatkan sebuah tujuan yg bisa  dicapai oleh konsumen dengan menggunakan brand tersebut dan menjelaskan kenapa brand tersebut superior untuk digunakan sehingga konsumen mau memakai brand tersebut untuk mencapai keinginannya/tujuannya.

Strategi untuk menciptakan positioning suatu produk.
a.       Penonjolan karakterisasi produk
Memilih satu di antara unsur - unsur produk yang dapat ditonjolkan. Misalnya teh botol tidak diposisikan sebagai minuman teh yang panas, namun diposisikan sebagai minuman ringan yang sama dengan cola. Sehingga teh botol bukanlah teh yang harus diminum pada saat minum teh di sore hari, tetapi minuman tepat untuk perjalanan, untuk minuman penutup setelah makan.
b.      Penonjolan harga
Pemilihan harga sebagai hal yang akan ditonjolkan. Tentu saja pengiklan maupun biro iklan harus berhati-hati dengan strategi penonjolan harga ini karena bagi konsumen, harga sering diasosiasikan dengan mutu.
c.       Penonjolan kegunaan
Suatu produk dikaitkan dengan kegunaan khusus.
d.      Posisioning menurut pemakainya
Produk disesuaikan dengan siapa yang akan memakainya.
e.       Posisioning menurut kelas produk
Beberapa produk yang "terjepit" perlu melakukan keputusan positioning yang kritis dengan mengaitkannya pada kelas produk yang bersangkutan.
f.       Posisioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya
Simbol yang dijadikan identifikasi ini memiliki arti penting bagi konsumen.
g.      Posisioning langsung terhadap pesaing

 BRAND ESSENCE
Brand essence mengkomunikasikan manfaat unik yang disediakan oleh produk sebuah merek. Brand essence merupakan soul of brand, memuat nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh sebuah brand dengan tujuan untuk memperkuat positioning yang dibangun.

Contoh : Air Asia menjadi pilihan utama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah ketika ingin berpergian menggunakan pesawat. Brand positioningAirAsia adalah sebagai  low-cost carrier, dimana AirAsia menawarkan tiket pesawat dengan harga yang murah dan sering melakukan promo-promo harga. Sedangkan brand essence yang ditanamkan oleh AirAsia adalah simplicity, dimana konsumen Air Asia dimudahkan dalam pemesanan tiket , proses check-in, dll.

Sebuah perusahaan yang hebat tidak hanya dapat menempatkan produknya (positioning) di benak konsumen saja, tetapi ia juga mampu menambahkan bukti yang lebih kuat lagi yaitu dengan brand essence.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nama :
Email :
Komentar :